Selasa, 17 Juli 2007

Ya Alloh, jadikan hamba Ridha

Ridha Allah. Ya, sebuah jaminan surga bagi siapa yang mendapatkannya. Tapi pertanyaannya adalah, bagaimana kita tahu bahwa Allah telah ridha kepada seorang hamba?
Kehidupan sering tidak seperti yang kita harapkan. Beginilah Allah menciptaknnya, sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya.
Bertahun-tahun lamanya aku memendam gejolak dan rahasia ini. Aku sendiri tak pernah tahu kapan dan bagaimana persisnya semua ini bermula. Hingga bertahun-tahun kemudian aku menyadarinya, dan seakan dunia bagiku sudah kiamat. Tak bisa lagi kuberharap. Ingin rasanya kuakhiri hidupku, dan kuajak semua yang ada di dunia ini bersamaku...hancur. Aku benci diriku, aku benci semua orang, aku benci dunia ini, dan aku benci kehidupan ini. Aku tak tahu apakah aku masih memiliki iman waktu itu. NA'udzubillah min dzalik.
Sering terlontar dari mulutku pertanyaan kenapa? Kenapa aku mengalami ini? Kenapa aku harus mengalami ini? Apakah salah dan dosaku? Atau apakah harus aku yang menanggung dosa nenek moyangku? Kutanya kepada setiap benda di sekelilingku. Tak satupun bersuara, membisu biru.
Kini kutemukan jawabnya. Segala puji bagi Alloh yang telah menetapkan qadha'-Nya begitu indah bagiku. Sebuah rencana dan rancangan yang sangat sempurna, harmonis dan teratur; yang hanya bisa dilihat oleh orang yang diberi-Nya kenikmatan berupa hidayah. Yah, jawaban yang sudah sangat lama kunanti. Jawaban yang sudah membuat aku sangat putus asa. Dan ternyata kusadari sebenarnya waktu itu aku masih sedikit punya harapan. Minimal aku masih bertahan hidup untuk menanti jawaban yang tak tahu kapan kan datang.
Jawaban ini sebenarnya sudah sering kudengar sejak dulu. Semua sudah menjadi ketetapan Alloh, dan setiap qadha'-Nya pasti baik bagi hamba-Nya. Ya, itulah jawabannya. Singkat dan mengena. Kita memang hanya seorang makhluk ciptaan-Nya. Setitik noktah di antara ciptaan-Nya yang sangat luas. Kita bisa berbuat apa, kalau Dia sudah berketetapan? Dia, Sang Khaliq, Yang Maha Pemurah, tidak akan pernah mendzalimi hamba-Nya.
Kini, dengan berlimpahan rahmat dan hidayah dari-Nya, aku menjalani hidupku. Meskipun aku sendiri sadar, aku belum layak mendapat ridha-Nya. Aku masih seorang hamba yang lemah, yang masih jarang bersyukur, yang masih sering mengkhawatirkan kehidupan duniaku. Tapi kalau dipikir, jika memang Alloh menghendaki kita untuk tidak menikmati dunia; menjauhkan kita dari kenikmatan yang dihalalkan, mengapa kita tidak husnudzan saja pada-Nya. Bukankah Dia yang memiliki seluruh yang ada di langit dan di bumi? Dan bukankah Dia yang memberi rizki bagi yang dikehendaki-Nya? Atau Dia-lah yang berkehendak mencabut kenikmatan dari siapa yang dikehendaki-Nya. Amat sedikit ilmu yang kita miliki, dan amat sedikit pula kita bersyukur terhadap nikmat-Nya yang sangat besar. Mengapa tidak kuarahkan hati ini untuk berfikir, tidakkah kita akan bahagia dengan kabar gembira, bahwa Dia menyimpan kesenangan untuk kita di sisi-Nya, di akhirat sana; surga. Sabarkah kita?Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar: